PEMBAHASAN
BAB TIGA DARI BUKU ANALISIS KESALAHAN DAN
KESANTUNAN BERBAHASA, ANALISIS KESALAHAN, PENGAJARAN ANALISIS KESALAHAN
BERBAHASA, SERTA ANALISIS KESALAHAN
BERBAHASA INDONESIA : TEORI DAN PRAKTIK
Oleh Lela Fadilah
2222121856 (VII D)
Analisis
Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa karya Markhamah dan
Atiqa Sabardila pada bab tiga buku ini memaparkan kepaduan dan ketepatan makna.
Kepaduan kalimat adalah kesatuan antar unsur kalimat yang satu dengan unsur
kalimat yang lain. Unsur-unsur di sini yang dimaksud adalah subjek dengan
predikat, dengan objek atau pelengkap, dan dengan unsur keterangan. Ada beberap
ketentuan yang perlu diperhatikan supaya pemakai bahasa dapat menyusun kalimat
yang padu. Pertama, tidak meletakan
keterangan yang berupa klausa diantara S (subjek) dan P (predikat). Kedua,
tidak boleh meletakan keterangan aspek di depan S. Ketiga, tidak menempatkan keterangan aspek di anatara pelaku dan
pokok kata kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri. Keempat, tidak menyisispkan kata depan
di antara P dan O (objek).
Kalimat efektif adalah kalimat yang
tepat maknanya. Ketetapan makna, di samping ditentukan oleh ketepatan letak unsur-unsur
kalimat yang akan memantapkan makna, bisa juga ditentukan oleh ketiadaan yang
mubazir (kalimat hemat). Kalimat yang maknanya mantap sama dengan kalimat yang
tidak goyah maknanya. Kalimat yang mantap maknanya merupakan kalimat yang
maknanya tidak mendua. Kalimat hemat merupakan kalimat yang tidak menggunakan
kata-kata yang mubazir atau kalimat yang tidak mengandung unsur-unsur yang
tidak diperlukan seperti hindari penggunaan kata depan yang tidak perlu,
hindari penggunaan kata-kat jamak apabila sudah ada reduplikasi atau ada kata
yang bermakna jamak, hindari penyebutan unsur-unsur klausa yang sama dalam satu
kalimat, hindari penggunaan hipernim untuk kata-kata hiponim, hindari
penggunaan kata-kata yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Bab tiga pada buku Analisis Kesalahan karya Mansoer Pateda menjabarkan daerah dan
sifat kesalahan yang terdiri dari daerah kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan kesalahan memfosil. Kesalahan fonologi berhubungan degan
pelafalan dan penulisan bunyi bahasa. Kesalahan pada bidang morfologi
berhubungan dengan tata bentuk kata. Kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan
dengan erat dengan kesalahan pada daerah morfologi, karena kalimat berunsurkan
kata-kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan
kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak
jelas, diksi yang tidak tepat, diksi yang tidak dapat yang membentuk kalimat,
kontaminasi kalimat, koherensi, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di
dalam kalimat, dan logika kalimat. Daerah kesalahan semantik berhubungan dengan
pemahaman makna kata dan ketepatan pemakaian kata itu dalam bertutur. Kesalahan
memfosil dapat ditemui dalam setiap bahasa. Fosilisasi adalah bentuk-bentuk linguistik
yang salah, tetapi karena bentuk-bentuk itu selalu digunakan, kesalahan seperti
itu dianggap biasa.
Buku
ketiga yang saya baca berjudul Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa karya Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan
pada bab tiga buku ini membahas Teori
Analisis Kesalahan dengan memaparkan pengertian dan batasan analisis
kesalahan, tujuan dan metodologi analisis kesalahan, resurgensi minat terhadap
Anakes, reorioentasi Anakes, sumber, sebab, signifikasi Anakes, dialek
idiosinkratik dan Anakes, pendekatan nonkontrastif terhadap Anakes, gerakan dan
kelemahan Anakes. Pada buku Tarigan memiliki ciri khas pada setiap bab terdapat
rangkuman dan daftar bacaan yang tidak ditemukan pada buku lainnya. Analisis
kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan
guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang
terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian
kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian
taraf keseriusan kesalahan itu. Tujuan Anakes adalah mencari umpan baik yang
dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan pengajaran bahasa, yang pada
gilirannya dapat mencegah atau mengurangi kesalahan yang mungkin dibuat oleh
para siswa. Adapun metodologi analisis kesalahan adalah sebagai beikut :
1. mengumpulkan
data;
2. mengidentifikasi
dan mengklasifikasi kesalahan;
3. memperingkat
kesalahan;
4. menjelaskan
kesalahan;
5. memprakirakan
atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan;
6. mengoreksi
kesalahan.
Ada
beberapa keunggulan dari Anakes yaitu dapat menjelaskan kesalahan siswa,
mengangkat martabat linguistic terapan, mengangkat status kesalahan (yang
selama ini tidak disenangi) menjadi objek penelitian khusus. Namun, selain ada
keunggulan Anakes juga memiliki kelemahan seperti adanya kekacauan antara aspek
proses dan aspek produk Anakes (antara pemerin kesalahan dengan penjelasan
kesalahan), kurangnya atau tiadanya ketepatan dan kekhususan dalam definisi
kategori-kategori kesalahan, penyederhanaan kategorisasi penyebab kesalahan
para siswa.
Pada buku Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia : Teori dan Praktik karya Nanik
Setyawati membahas kesalahan berbahasa tataran fonologi. Kesalahan berbahasa
Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik penggunaan bahasa secara
lisan maupun secara tertulis. Kesalahan pelafalan meliputi perubahan morfem,
penghilangan fonem, dan penambahan fonem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar