Selasa, 20 Oktober 2015

Analisis Kesalahan Berbahasa



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA (BAB I)




LULI INDRIYANI

NIM                : 2222120940

KELAS          : 7B

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu memerlukan adanya interaksi. Interaksi bisa dibangun lewat jalur komunikasi baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan dan alat yang digunakannya yaitu bahasa. Bahasa mempunyai keberagaman yang ditimbulkan dari keberagaman bahasa serta mempunyai kedudukannya sendiri-sendiri, contohnya bahasa Indonesia. Menurut Nanik Setyawati (2010: 1) bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yakni sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa Negara, yang berfungi sebagai identitas nasional, lambang kebanggaan nasioanal serta alat perhubungan dan alat pemersatu budaya. Beberapa ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam ragam resmi dan ragam tidak resmi yang mempunyai ciri masing-masing.
Ciri pemakaian ragam resmi yakni 1). Unsure gramnatikal secara eksplisit dan konsisten, 2) afiks secara lengkap, 3) pronominal resmi, 4) kata-kata baku, 5) menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sedangkan, ragam bahasa tidak resmi memiliki sifat seperti; 1) Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan konjungsi dan 2) Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari.
Sifat bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa ilmu menurut Nanik Setyawati (2010 : 5) dapat dibedakan atas;
1.      Ragam bahasa ilmu bukan dialek
2.      Ragam bahasa ilmu merupakan ragam resmi
3.      Ragam bahasa ilmu digunakan para cendikiawan untuk mengkomunikasikan ilmu

Menurut Harding & Riley dalam Tarigan & Tarigan, 1995 dinyatakan bahwa lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan, yang artinya ialah sebagian besar manusia didunia mempunyai kemampuan dua bahasa atau menggunakan dua bahasa yang berkembang sebagai alat komunikasi mereka dengan mengikuti situasi dan kondisi yang itu artinya ialah dwibahasawan sebagai agen pengontak dua bahasa yang kemungkinan menimbulkan dampak negatif yaitu terjadinya kekacauan pemakaian bahasa atau yang lebih dikenal dengan istilah interfensi yang akan menjadi faktor penyebab kesalahan berbahasa.

Kedwibahasaan diklasifikasikan berdasarkan istilah-istilah tertentu. Seperti kedwibahasaan terpadu dan koordinatif. Kedwibahasaan terpadu adalah seseorang yang dapat memadukan kedua sistem bahasa yang dikuasainya dengan menggunakan sistem B2 di saat dia menggunakan B1, sebaliknya kdwibahasaan koordinatif adalah seseorang yang tidak dapat memadukan kedua sistem yang dikuasainya (Loveday, 1986 dalam Tarigan & Tarigan 1995: 10). Kontak bahasa yang terjadi pada diri dwibahasawan menimbulkan saling- pengaruh antara B1 dan B2, yang terjadi pada setiap unsur bahasa seperti, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Saling pengaruh tersebut akan menjadi semakin intensif apabila jumlah dwibahasawan yang menggunakan kedua bahasa tersebut semakin besar.
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari penggunaan bahasa sebagai alat komunikasinya. Meskipun, didalam penggunaan bahasa banyak terjadinya kesalahan-kesalahan hingga kekacauan bahasa.

Daftar Pustaka
Markhamah. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Tarigan & Tarigan, Djago. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pressindo
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar